Intensitas keluar masuknya udara saat bernapas sering disebut sebagai frekuensi pernapasan. Frekuensi ini cenderung meningkat dalam situasi-situasi tertentu. Sebenarnya ada beberapa faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan pada manusia yang bisa diketahui.
Pernapasan merupakan rangkaian proses masuk dan keluarnya udara melalui organ-organ pernapasan. Jumlah napas per menit dapat meningkat ketika berada di suhu yang panas, seiring bertambahnya usia, atau saat tubuh melakukan aktivitas yang membutuhkan banyak tenaga.
Setiap individu memiliki kemampuan berbeda dalam hal menghirup dan menghembuskan udara. Secara umum, manusia bernapas sekitar 16–18 kali per menit.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi cepat atau lambatnya frekuensi pernapasan. Menurut buku Biologi SMA/MA Kelas XI terbitan Diknas oleh Gunawan Susilowarno dan Umiyati (2007:203), frekuensi pernapasan dapat meningkat dalam beberapa kondisi tertentu. Adaapun beberapaa faktor yang dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya pernapasan manusia, diantaranya:
1. Jenis Kelamin
Secara umum, pria cenderung melakukan lebih banyak aktivitas, sehingga kebutuhan energinya pun lebih besar. Kondisi ini menyebabkan frekuensi napas mereka menjadi lebih cepat. Semakin banyak udara yang dihirup dan masuk ke dalam sel-sel tubuh, semakin banyak pula energi yang dihasilkan.
Oleh karena itu, pria biasanya memiliki ketahanan dan kekuatan yang lebih saat bekerja. Hal ini juga berkaitan dengan faktor fisiologis seperti massa otot yang lebih besar, tingkat metabolisme yang lebih tinggi, serta hormon testosteron yang berperan dalam mendukung kekuatan fisik dan daya tahan tubuh pria.
2. Suhu Tubuh
Dalam lingkungan yang panas, tubuh akan meningkatkan proses metabolisme guna menjaga suhu tubuh tetap stabil. Untuk mencapai hal ini, tubuh perlu memproduksi lebih banyak keringat agar dapat menurunkan suhu.
Proses tersebut memerlukan energi yang diperoleh melalui reaksi oksidasi yang melibatkan oksigen, sehingga kebutuhan tubuh akan oksigen pun meningkat dan menyebabkan frekuensi pernapasan menjadi lebih cepat.
3. Posisi Tubuh
Faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan pada manusia yang selanjutnya yakni posisi tubuh. Posisi tubuh memiliki peranan penting dalam memengaruhi beban kerja otot pada beberapa bagian tubuh kita. Otot-otot pada organ tubuh bekerja untuk mempertahankan posisi tertentu sesuai dengan kebutuhan energinya.
Proses pembentukan energi terjadi melalui respirasi yang melibatkan oksigen. Ketika tubuh berada dalam posisi tertentu yang membutuhkan lebih banyak energi, maka hal ini akan berdampak pada meningkatnya frekuensi pernapasan.
4. Kegiatan Tubuh
Seseorang yang melakukan pekerjaan berat memerlukan energi lebih besar dibandingkan orang lain. Energi ini diperoleh melalui proses respirasi yang melibatkan oksigen untuk memecah zat makanan menjadi energi.
Ketika tubuh melakukan aktivitas yang intens, seperti berolahraga, frekuensi pernapasan akan meningkat guna memenuhi kebutuhan oksigen yang lebih banyak. Peningkatan pernapasan ini penting agar sel-sel tubuh tetap mendapatkan suplai energi yang cukup untuk mendukung aktivitas yang dilakukan, sekaligus membantu mengeluarkan karbon dioksida hasil sisa metabolisme.
5. Usia
Seiring bertambahnya usia, laju pernapasan seseorang cenderung menurun. Penurunan ini disebabkan oleh berkurangnya proporsi kebutuhan energi dalam tubuh.
Saat seseorang memasuki usia lanjut, metabolisme basal juga melambat, sehingga organ-organ tubuh tidak lagi membutuhkan pasokan oksigen sebanyak ketika masih muda. Selain itu, elastisitas paru-paru dan kekuatan otot pernapasan ikut berkurang, yang secara alami memengaruhi pola dan frekuensi pernapasan.
Itulah beberapa faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan pada manusia yang bisa diketahui. Oleh karenanya, tak heran jika frekuensi pernapasan tiap orang berbeda antara yang satu dengan lainnya.