Berdasarkan laporan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022, total timbunan sampah di Indonesia mencapai sekitar 68,7 juta ton per tahun, dengan mayoritas berasal dari limbah organik. Untuk menjaga lingkungan tetap sehat dan berkelanjutan, penting bagi kita untuk memahami bagaimana tips pengolahan sampah organik yang efektif.
Dengan mempraktikkan pengelolaan sampah organik, misalnya melalui pendekatan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dan metode lainnya, kita dapat membantu meminimalkan dampak buruk terhadap lingkungan serta menurunkan potensi risiko kesehatan bagi diri sendiri maupun masyarakat sekitar.
Sampah organik merupakan limbah yang mudah terurai secara alami, seperti sisa makanan, kotoran hewan, hingga daun kering. Mengelola jenis sampah ini di rumah adalah salah satu langkah nyata untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.
Untuk itu, dalam uraian kali ini akan diberikan sebuah penjelasan terkait dengan bagaimana tips yang harus dilakukan dalam pengolahan sampah organik. Berikut diantaranya:
1. Memisahkan Sampah Berdasarkan Jenisnya
Langkah awal dalam mengelola sampah organik adalah dengan memilahnya sesuai jenis. Sampah organik memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan sampah anorganik. Sampah anorganik umumnya berasal dari bahan-bahan non-hayati, contohnya plastik, karton, atau kaleng bekas.
Selain itu, sampah organik juga tidak sama dengan sampah B3. Sampah B3 mengandung zat-zat berbahaya dan beracun, yang bisa membahayakan kesehatan serta lingkungan. Jenis sampah ini biasanya berasal dari limbah rumah tangga seperti baterai, aki, atau peralatan elektronik yang sudah rusak dan tidak digunakan lagi.
2. Menerapkan Prinsip 3R
Salah satu metode pengelolaan limbah organik yang dapat diterapkan adalah dengan mengadopsi prinsip 3R, yakni Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), dan Recycle (mendaur ulang). Pendekatan ini bertujuan untuk menekan jumlah sampah, memanfaatkan kembali barang-barang bekas, serta mengolah sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Penerapan prinsip ini juga mendukung gaya hidup minim sampah atau zero waste lifestyle. Namun demikian, penting untuk dipahami bahwa mengaplikasikan konsep 3R pada limbah organik memiliki tantangan tersendiri karena karakteristiknya yang cepat membusuk. Kendati demikian, konsep ini masih dapat dijalankan, salah satunya dengan cara mengubah limbah organik menjadi kompos yang berguna untuk pertanian atau tanaman.
3. Membuat Komposter
Seperti telah disinggung sebelumnya, salah satu metode untuk mengelola sampah organik basah dan kering di rumah adalah dengan membuat pupuk kompos sendiri. Anda bisa memanfaatkan berbagai teknik pembuatan kompos yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan rumah tangga Anda.
4. Memisahkan Sampah Organik Hewani
Apabila Anda ingin membuat komposter untuk mengolah sampah organik, penting untuk memilah terlebih dahulu jenis sampah yang digunakan. Sampah yang berasal dari hewan, seperti tulang ayam atau insang ikan, sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam komposter. Jenis sampah ini dapat mengganggu proses dekomposisi dan berpotensi menyebabkan kegagalan dalam pembentukan kompos.
5. Melakukan Penggantian Barang
Saran terakhir dalam pengelolaan sampah organik adalah mengganti barang-barang yang mudah rusak dengan produk yang lebih tahan lama dan ramah lingkungan. Barang-barang ini umumnya memiliki kualitas lebih baik, sehingga dapat digunakan dalam jangka panjang.
Selain itu, sebaiknya hindari penggunaan barang sekali pakai, seperti tas plastik atau sedotan plastik. Sebagai alternatif, pilihlah barang yang dapat dipakai berkali-kali, seperti tas belanja berbahan kain dan sedotan dari bambu.
Itulah beberapa tips pengolahan sampah organik yang bisa diketahui. Tentunya dengan mengetahuhi berbagai tips pengolahan ini kita bisa lebih mudah untuk menjaga kebersihan dan juga keseimbangan ekosistem.