Flora dan fauna merupakan komponen utama dalam ekosistem yang saling berhubungan dan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Dalam kajian geografi, ada beberapa faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna, salah satunya adalah kondisi iklim.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang tersebar hampir di seluruh wilayahnya. Wilayah persebaran flora di Indonesia secara umum dibagi menjadi tiga, yaitu kawasan Paparan Sunda, Paparan Sahul, dan wilayah peralihan. Sementara itu, persebaran fauna dibedakan menjadi tiga zona utama, yakni zona barat (asiatis), zona timur (australis), dan zona peralihan (asia-australis).
Pola persebaran tersebut ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain faktor iklim, tanah (edafik), kondisi fisik wilayah (fisiografis), serta interaksi dengan makhluk hidup lain (biotik). Berikut ini merupakan penjabaran dari masing-masing faktor tersebut, diantaranya:
1. Edafik
Istilah “edafik” mengacu pada karakteristik tanah secara fisik, kimiawi, dan biologis di suatu wilayah. Kondisi tanah ini memainkan peran penting dalam menentukan jenis flora dan fauna yang mampu tumbuh dan bertahan hidup di lingkungan tersebut. Beberapa faktor utama yang memengaruhinya antara lain:
- Lapisan permukaan tanah memiliki kedalaman tertentu yang memengaruhi kemampuan akar tanaman untuk menyerap air, nutrisi, serta memberikan kestabilan struktur bagi pertumbuhannya.
- Tekstur dan struktur tanah menentukan kerapatan, agregasi, ruang pori, sirkulasi udara, dan kapasitas tanah dalam menyimpan air.
- Kandungan bahan organik di dalam tanah berkontribusi terhadap kualitas tanah, kestabilan agregat, daya tahan terhadap kekeringan, warna tanah, serta kemampuan menyerap dan menahan polutan, sekaligus sebagai penyangga alami.
- Tingkat keasaman atau pH tanah menunjukkan konsentrasi ion hidrogen yang memengaruhi kondisi asam atau basa tanah, yang pada gilirannya berdampak pada ketersediaan unsur hara.
- Kejenuhan basa menunjukkan persentase unsur hara esensial yang tersedia dalam tanah. Ketidakseimbangan kejenuhan basa dapat meningkatkan kerentanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit serta berdampak negatif pada hasil produksi.
2. Fisiografi
Proses fisiografis dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan yang menentukan karakteristik suatu wilayah. Faktor-faktor tersebut memberikan dampak terhadap penyebaran serta habitat tumbuhan dan hewan. Kondisi ini sangat erat kaitannya dengan bentuk permukaan lahan, termasuk ketinggian tempat, tingkat kemiringan, sistem drainase, dan intensitas erosi tanah.
3. Iklim
Iklim berperan penting dalam menentukan penyebaran flora dan fauna di berbagai wilayah. Setiap wilayah dengan iklim tertentu memiliki jenis tumbuhan dan hewan yang khas.
Variasi suhu, tingkat curah hujan, serta kelembapan udara sangat memengaruhi jenis makhluk hidup yang mampu bertahan di suatu tempat. Contohnya, wilayah hutan hujan tropis yang memiliki curah hujan tinggi mendukung keberadaan keanekaragaman hayati yang melimpah, sedangkan daerah padang rumput yang curah hujannya rendah lebih cocok untuk spesies tumbuhan dan hewan yang mampu beradaptasi terhadap kondisi kering.
4. Faktor Biotik
Manusia memiliki kemampuan untuk menjaga kelestarian serta mengubah struktur kehidupan flora dan fauna. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengubah fungsi lahan tanpa merusak habitat dan ekosistem yang ada.
Tumbuhan berperan sebagai produsen dalam rantai makanan, sehingga keberadaan tumbuhan sangat menentukan kelangsungan rantai makanan tersebut.
Faktor ini mengacu pada interaksi yang terjadi antara organisme hidup, seperti interaksi antar hewan, antar tumbuhan, dan antara hewan dengan tumbuhan, serta interaksi antara organisme dengan lingkungan fisiknya.
Itulah beberapa faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna. Tentunya beberapa faktor tersebut sangatlah berpengaruh dalam proses persebaran flora dan juga fauna yang ada di Indonesia.