7 Karakteristik Khas Tumbuhan Paku yang Berbeda dengan Tumbuhan Lain

Sering kali, membedakan antara tumbuhan paku dan tanaman liar bukanlah hal yang mudah, karena bentuknya menyerupai beberapa jenis tumbuhan lainnya. Oleh sebab itu, penting untuk memahami karakteristik khas tumbuhan paku agar tidak keliru dalam mengenalinya.

Tumbuhan paku tergolong sebagai tumbuhan kormus berspora, yang berarti memiliki struktur yang dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun. Dalam bahasa Yunani, tumbuhan ini dikenal dengan sebutan Pteridophyta.

Umumnya, tumbuhan paku tumbuh di lingkungan yang lembap. Karena kemiripannya dengan beberapa jenis tanaman lain, berikut adalah ciri-ciri utama tumbuhan paku yang perlu diketahui, diantaranya:

1. Ditemukan di Tempat Lembap

Untuk menemukan tumbuhan paku di sekitar, perhatikan area yang memiliki kelembapan tinggi. Tumbuhan dari kelompok Pteridophyta ini umumnya tumbuh di lingkungan berair, area yang lembap, atau menempel pada tanaman lain sebagai epifit. Selain itu, tanaman paku juga dapat hidup di sisa-sisa tumbuhan atau material organik yang membusuk sebagai saprofit.

2. Tidak Memiliki Biji

Ciri khas tumbuhan paku berikutnya adalah ketidakmampuannya dalam menghasilkan biji, tetapi memiliki spora sebagai alat perkembangbiakan. Spora tersebut tersimpan dalam sporangium atau kotak spora. Kumpulan sporangium ini membentuk struktur yang disebut sorus, yang umumnya terletak di bagian bawah helaian daun.

3. Mengalami Metagenisis

Metagenesis pada tumbuhan paku berarti mengalami siklus pergiliran keturunan. Jenis paku yang umum kita jumpai merupakan generasi sporofit. Pada musim kemarau, tumbuhan paku akan melepaskan spora.

Spora yang jatuh di tempat yang sesuai, seperti area lembap, akan berkembang menjadi gametofit. Setelah mencapai tahap dewasa, gametofit ini memiliki bentuk menyerupai hati kecil dengan ukuran sebanding dengan kuku.

4. Saat Masih Mudah Daunnya Menggulung

Salah satu ciri khas tanaman ini adalah daunnya yang menggulung saat masih muda. Tumbuhan paku yang mampu menghasilkan spora dikenal sebagai sporofil. Sementara itu, daun yang tidak menghasilkan spora disebut tropofil, yang berperan dalam proses fotosintesis.

5. Tak Bisa Menghasilkan Bunga dan Buah

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tumbuhan paku hanya mengandalkan spora sebagai alat perkembangbiakan. Tumbuhan ini tidak memiliki bunga maupun buah. Namun, selain melalui spora, beberapa jenis paku juga dapat berkembang biak secara vegetatif, salah satunya adalah pakis berjalan.

Perkembangbiakan vegetatif ini biasanya terjadi melalui rizoma atau stolon, yaitu bagian batang yang tumbuh mendatar dan menghasilkan tunas baru. Cara ini memungkinkan tumbuhan paku untuk berkembang dengan cepat tanpa perlu bergantung pada kondisi lingkungan yang mendukung penyebaran spora.

6. Memiliki Rizom

Tumbuhan paku memiliki struktur batang yang berbeda dari kebanyakan tumbuhan vaskular lainnya. Batangnya biasanya berbentuk rimpang (rizoma) yang tumbuh di dalam tanah dan berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan serta sebagai tempat tumbuhnya akar dan daun.

Karena batangnya tersembunyi di bawah tanah, yang tampak di permukaan adalah daun-daun yang langsung muncul dari rimpang tersebut. Inilah yang membuat batang tumbuhan paku terlihat tidak mencolok atau bahkan seolah-olah tidak ada.

7. Memiliki Xilem dan Floem

Pada tumbuhan ini, bagian tubuhnya seperti akar, batang, dan daun mengandung berkas pengangkut yang terdiri dari xilem dan floem. Xilem berperan dalam mendistribusikan air serta mineral ke seluruh bagian tumbuhan. Sementara itu, floem berfungsi menyalurkan nutrisi organik yang dihasilkan melalui proses fotosintesis.

Itulah beberapa karakteristik khas tumbuhan paku yang bisa diketahui. Tentunya, hal ini bisa diketahui agar bisa mengenali apakah tumbuhan tersebuut termasuk tumbuhan paku atau bukan.

Leave a Comment